SAMARINDA – Dua organisasi kemasyarakatan berbasis kedaerahan di Kalimantan Timur, yakni DPP Laskar Gepak dan DPP Kawan Gepak, merayakan hari ulang tahunnya secara bersamaan, Laskar Gepak merayakan usia ke-6, sedangkan Kawan Gepak menapaki usia ke-9 tahun. Acara berlangsung meriah yang bertempat di Yen’s Delight, Jalan Juanda, Samarinda, Sabtu (26/7/25).
Acara tersebut dihadiri Ketua Umum DPP Laskar Gepak Eddy Ngo, jajaran pengurus DPC dan DPW, Ketua Umum DPP Kawan Gepak Ratu Magdalena, serta pengurus Kawan Gepak se-Kaltim. Hadir pula Ketua Umum PB Gepak, Abraham Ingan, yang menyampaikan refleksi panjang mengenai makna “asli Kalimantan” dan pentingnya menjaga persaudaraan lintas suku dan agama.
Diperayaan tersebut, Laskar Gepak mengangkat tema “Menjaga Tradisi, Mengokohkan Persaudaraan”. Eddy Ngo menekankan pentingnya mempertahankan nilai-nilai kebudayaan lokal sebagai fondasi kekuatan sosial di tengah perubahan zaman.
“Kami ingin Laskar Gepak menjadi garda terdepan menjaga tradisi dan memperkuat persaudaraan antar warga Kalimantan. Tradisi bukan hanya warisan, tapi jati diri yang harus terus dirawat dan diperjuangkan,” ujar Eddy Ngo.
Sementara itu, Kawan Gepak yang merupakan organisasi perempuan, mengusung tema “Jadilah Wanita Multitalenta yang Tangguh”. Ketua Umum DPP Kawan Gepak, Ratu Magdalena, mendorong perempuan Kalimantan agar terus berkembang dan berkontribusi di berbagai bidang.
“Jadilah perempuan di Kalimantan tidak hanya menjadi pendamping, tetapi juga menjadi pelopor perubahan. Menjadi wanita multitalenta artinya mampu berperan di keluarga, masyarakat, hingga politik dengan semangat dan ketangguhan,” tegas Ratu Magdalena.
Ketua Umum PB Gepak, Abraham Ingan, menyoroti pentingnya menjaga identitas Kalimantan dalam bingkai nasionalisme. Ia menegaskan, siapa pun yang lahir dan besar di Kalimantan, dari suku mana pun, adalah bagian dari Kalimantan.
“Asli Kalimantan itu bukan soal suku, tapi hati. Siapa pun yang hidup, beranak-pinak, dan membangun Kalimantan, dia adalah bagian dari kita. Persaudaraan adalah pondasi kekuatan kita,” tegas Abraham.
Perayaan ini tak hanya menjadi ajang silaturahmi dan konsolidasi, tetapi juga momentum memperkuat peran ormas lokal dalam menjaga persatuan, nilai-nilai adat, dan memperluas kontribusi perempuan dalam berbagai sektor kehidupan. (yud)