SAMARINDA – Program internet gratis di desa-desa yang digulirkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terus berprogres, meski diakui tidak semudah yang direncanakan. Hingga akhir Juni 2025, sebanyak 153 desa telah berhasil terkoneksi jaringan internet gratis, dari target total 600 desa.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kaltim, Muhammad Faisal, menyampaikan capaian ini patut diapresiasi mengingat tantangan yang dihadapi di lapangan.
“Ternyata tidak semudah yang dipikirkan. Update 30 Juni itu sudah 153 desa, itu hebat lo. Kalau sebulan 24 hari kerja berarti sehari aku berapa desa itu keliling,” ujar Faisal saat diwawancarai.
Untuk bulan Juli ini, Dinas Kominfo menargetkan tambahan sekitar 150 desa lagi. “Kemudian bulan Juli ini target ya 150-an lagi lah. Ya memang sedikit ada koreksi karena ternyata tidak semudah itu juga karena transportasi, situasi dan sebagainya,” lanjutnya.
Jika sesuai skema, maka hingga akhir Juli nanti jumlah desa yang terjangkau internet gratis akan mencapai sekitar 300 desa. Program ini direncanakan berlangsung hingga September 2025.
“Iyaa kurang lebih, masih ada Juli, Agustus, September, lanjutnya Agustus, September,” tambah Faisal.
Faisal menegaskan bahwa seluruh proses pemasangan jaringan dilakukan melalui mekanisme pengadaan dan memanfaatkan teknologi fiber optik (FO).
“Semua pengadaan. Jadi sudah melalui jaringan FO (Fiber Optik). Kalau pakai FO nggak bisa kita pakai wirelles, kalau pakai wirelles nggak bisa juga. Nanti kita pakai Starlink,” jelasnya.
Dalam hal penentuan wilayah prioritas, Faisal menyatakan pendekatan yang diambil adalah berdasarkan kemudahan akses.
“Mana yang paling cepat dulu bisa kita jangkau, agar kita bisa kejar kan supaya mengurangi beban 841. Tapi targetnya di anggaran murni 716, di anggaran perubahan 125. Jadi anggaran saya sebenarnya hanya untuk target 716,” ungkapnya.
Selain tantangan geografis, kendala utama lain yang dihadapi adalah belum meratanya infrastruktur dasar, seperti listrik dan sinyal telekomunikasi di sejumlah desa.
“Coba tanya ESDM, masih ada 100-an desa yang nggak ada listrik. Listriknya aja nggak ada, apalagi signal. Nah itu salah satu. Selain itu yang memang jarak. Dan beberapa desa itu dulu yang belum kita taruh sementara kan di perubahan karena saya khawatir identifikasi angkanya meledak, karena pakai tenaga surya listriknya. Ini yang kami lagi hitung,” jelas Faisal.
Untuk saat ini, upaya fokus diarahkan ke wilayah yang lebih mudah dijangkau demi mengejar target yang telah ditetapkan. (*)