Daerah  

Pesona Adat Banjar Warnai Kaltim Expo 2025 Lewat Sentuhan Elisa Sinta

SAMARINDA – Keindahan adat Banjar menjadi sorotan dalam gelaran Kaltim Expo 2025. Salah satu penampilan yang mencuri perhatian datang dari Make Up Artist (MUA) muda asal Wahau, Kutai Timur, Elisa Sinta. Acara ini berlangsung di Convention Hall Stadion Kadrie Oening, Samarinda Utara. Sabtu (30/8/25).

Ajang yang menghadirkan beragam kreasi busana dan produk unggulan daerah tersebut, Elisa tampil dengan konsep busana pengantin khas Banjar. Ia memperkenalkan salah satu warisan budaya Nusantara yang tetap relevan di era modernisasi, khususnya pada dunia busana pernikahan dan tata rias pengantin.

Elisa menuturkan, pilihannya mengenakan busana adat Banjar bukan tanpa alasan. Baginya, busana tersebut memiliki filosofi mendalam sekaligus estetika tinggi yang harus terus dilestarikan di tengah gempuran tren busana modern.

“Kesempatan bagi saya agar memperkenalkan jasa make up wedding Elisa Sinta Make Up. Selain itu, saya juga mendapatkan inspirasi terbaru tentang tren pernikahan,” ungkap Elisa.

Adat Banjar sendiri dikenal dengan busana pengantin yang kaya makna, seperti Bagajah Gamuling Baular Lulut, Baamar Galung Pancaran Matahari, serta Babaju Kun Galung Pacinan. Busana tersebut umumnya menggunakan kain beludru atau satin berwarna cerah, dihiasi emas, dan dilengkapi aksesori khas berupa mahkota, kalung, hingga tusuk konde yang memancarkan keanggunan.

Menurut Elisa, keberangkatan dirinya dari Wahau ke Samarinda agar mengikuti ajang sebesar Kaltim Expo 2025 merupakan langkah penting memperluas jejaring dan memperkenalkan karya. Selain menampilkan hasil riasan, ia juga menjadikan momentum ini sebagai ruang belajar.

“Dari sini saya bisa melihat langsung bagaimana tren tata rias dan busana pernikahan berkembang. Tentu ini akan menjadi tambahan pengalaman bagi saya untuk terus berkreasi,” tambahnya.

Partisipasi Elisa di Kaltim Expo 2025 juga menjadi representasi semangat generasi muda daerah agar menjaga dan mempromosikan kearifan lokal. Kehadirannya membuktikan bahwa tradisi tidak hanya bisa dijaga, tetapi juga dipopulerkan melalui wadah modern seperti expo.

Dengan mengusung adat Banjar, Elisa berharap karyanya bisa menginspirasi MUA lain sekaligus memberi warna baru pada dunia tata rias pengantin di Kaltim. Ia optimistis, budaya daerah akan semakin dikenal jika terus ditampilkan di berbagai panggung, baik lokal maupun nasional. (yud)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *