Daerah  

Arsinah Sadar Sebut Pemimpin Harus Menyiapkan Penerusnya

SAMARINDA – Akademisi Pendidikan Politik, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda, Arsinah Sadar, memberikan pandangan tentang ramainya perbincangan tentang Dinasti Politik. Hal ini ia sampaikan saat ditemui di Perpustakaan UINSI Samarinda. Senin (4/11/24).

Ia menjelaskan, tentang politik dinasti dan dinasti politik, dalam negara demokrasi seperti di Indonesia tidak ada yang namanya politik dinasti karena hanya digunakan di negara yang menganut sistem kerajaan.

“Politik dinasti itu sebuah bentuk kekuasaan yang sengaja, di kontruksi dan siapkan seseoarang yang menjadi raja memang disiapkan dan tidak bisa menjadi pemimpin kalau bukan keturunan, itu sistem monarki atau kerajaan,” ujar Arsinah.

Arsinah menambahkan di Indonesia tidak mungkin penguasa dengan mudah ingin meneruskan kekuasaan kepada keturnannya atau kerabat dekatnya, dikarenakan didalam konstitusi kekuasaan terbesar berada di masyarakat yang menentukan kepemimpinan selanjutnya.

“Berbeda dengan sistem pemilu yang sekarang, kedaulatan ada ditangan rakyat,” terangnya.

Dengan menjelaskan tentang politik dinasti, menurutnya sistem ini merupakan menyiapkan penguasa selanjutnya dengan cara pengkaderan, tidak harus satu darah banyak pemimpin besar yang mempersiapkan kader bukan orang dekat untuk meneruskan cita-cita politiknya.

“Perbedaan dengan dinasti politik sebuah kekuasaan atau kepemimpinan dengan cara mempersiapkan kader, para pemimpin sudah seharusnya menurut ajaran agama untuk menyiapkan anak-anaknya menjadi orang yang kuat,” terangnya

Dirinya menilai, dinasti politik tidak dapat dikatakan baik atau buruk, tetapi ia menghimbau masyarakat untuk memilih pemimpin dengan panduan agama dan dirinya mengacu kepada kitab suci Al-Qur’an.

“Baik buruk itu relatif, politik itu menang dan kalah. Saya mengambil dari Al-Qur’an memilih pemimpin itu diliat dari sholatnya, artinya disiplinya dan menjaga hawa nafsunya,” tutupnya. (Rez)